Setelah pada tahun 2021 dipresentasikan di Biennale Jogja XVI - Equator #6 selama 40 hari sebagai salah satu karya komisi yang merespon, mengolah, dan mengalih-wahanakan arsip Biennale Jogja Equator selama 10 tahun. Pada tahun 2022 Museum Khatulistiwa mendapat kesempatan untuk hadir di Bandung sebagai finalis Sevent BaCAA (Bandung Contemporary Art Award).
Dalam presentasinya di Bandung, pola partisipatoris dalam proses penciptaan karya menjadi salah satu sorotan utama. Internet dan semesta virtual yang selama masa pandemi sebagai salah satu tumpuan penting kehidupan justru menjadi arena bermain yang subversif. Meskipun tidak terpilih sebagai salah satu pemenang, Museum Khatuliswa hadir memberikan kesegaran baru dalam khazanah praktik seni kontemporer, baik secara medium maupun prosesnya.
Selain pola partisipatorisnya, Sungai Gangga kami pilih sebagai salah satu sub-region dalam server yang kami soroti dan kami hadirkan secara fisik melalui art print (inkjet print on paper). Berada di dalam region India, Sungai Gangga secara banal menyajikan 4 poin temuan Identitas Budaya Belahan Selatan yang bagi kami menjadi cukup penting disoroti, yaitu Perairan, Spiritualitas, Ganggungan Perkotaan, dan Pergerakan.